Pelantikan Sekaligus Pembahayatan Anggota Baru Tapak Alam

       

      TAK dapat dipungkiri, kegiatan kepencintaalaman telah menjadi pilihan hobi anak muda Indonesia sejak dulu hingga sekarang. Organisasi-organisasi kepencintaalaman banyak tumbuh di sekolah (Siswa Pencinta Alam/Sispala), kampus (Mahasiswa Pencinta Alam/Mapala) ataupun komunitas pencinta alam independen di luar sekolah dan kampus. Kegiatan kepencintaalaman diminati karena didukung oleh kondisi alam yang memungkinkan untuk menyalurkan hobi tersebut, seperti hutan, gunung, tebing, gua ataupun pantai. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, bentuk-bentuk kegiatan kepencintalaman juga terus tumbuh, mulai dari berkemah, mendaki gunung, panjat tebing, telusur gua, susur pantai dan arung jeram.

Hal inilah yang membuat Komunitas Pecinta Alam yang bernama TAPAK ALAM melakukan pelantikan sekaligus pembahayatan anggota baru angkatan pertama pada tanggal 8 Oktober 2017. Angkatan ini diberi nama “ANGKATAN SAMSARA” yang di ambil dari bahasa sansekerta yang berarti “TERLAHIR KEMBALI”. Adapun anggota baru ini terdiri dari Bagak dan Japeng (nama rimba). Yang di lantik oleh beberapa panitia yang terdiri dari: 

1. M. fadel
2.  Pria dwi amtsari
3.  Bowo
4.  Danang
5.  Yoyon
6.  Bejo
7.  Mamer
8.  Djenggot
9.  Dina
10.  Indah      

Sebagai kegiatan yang dilakukan di alam bebas para anggota baru di beri materi pengetahuan mulai dari berkemah, mendaki gunung, panjat tebing, telusur gua, susur pantai dan arung jeram.

Salah satu peserta diksar mengungkapkan bahwa semua materi yang di sampaikan kepada mereka sangat bermanfaat dan berguna dilapangan.

“Kami diajarkan berbagai ilmu pengetahuan yangg sangat bermanfaat. Mulai dari bersosialisasi pedesaan, cara bertahan hidup di alam bebas atau survival, navigasi darat, rafling, pertolongan pertama gawat darurat (PPGD), mountaineering dan tali temali” Ucap Bagak

Tidak hanya itu,hal senada juga di ucapkan oleh Japeng, bahwa mereka dilatih dengan keras untuk pembentukan fisik dan mental agar menjadi kuat dari yang sebelumnya.

“Yang paling berkesan adalah saat rafling cara menuruni tebing dengan tali, bayangkan orang seperti saya yang pobia dengan ketinggian berdiri di pinggir tebing yg kira-kira tingginya 25 meter. Tapi itulah tantangan yang harus saya hadapi, melawan ketakutanku” kata Japeng.(dp)