Taman Eden 100 (Goa Kalilawar)
Pernah
merasakan suasana hutan Amazon? Belum? Kalau terlalu jauh ke Amazon,
datanglah ke Taman Eden 100. Di sana, ada suasana yang serasa seperti
rimba di Benua Amerika. Belum lama ini tepatnya tahun 2012, Team Tapak
Alam berkunjung ke taman ‘surga’ ini.
Taman Eden 100 terletak di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara (Sumut). Dari Medan ke Taman Eden 100 jarak 192 kilometer.
Untuk ke Taman Eden 100, wisatawan dari Medan tak perlu kesulitan mencari sarana transportasi. Banyak kendaraan umum yang melewati daerah tersebut. Team Tapak Alam lalu memilih naik Roda dua.
Team Tapak Alam berangkat pukul 05:00 wib. Sepanjang perjalanan menuju ke Taman Eden 100,Dengan Hati2 dan Peralatan Kendaraan yg aman Team Tapak Alam melaju kencang tanpa berhenti sampai di Pasar Bengkel, Serdang Bedagai,P.siantar. Di sana, Team Tapak Alam berhenti sejenak untuk beristirahat. Hanya istirahat 20 menit, Team Tapak Alam kembali bergerak.
Sekitar pukul 19.00 WIB, Team Tapak Alam mulai melihat hamparan kelap-kelip lampu yang menyelimuti pinggiran Danau Toba. Indah. Team Tapak Alam terus bergerak… dan tak terasa, sampailah di daerah Lumban Julu, artinya sudah dekat ke taman Eden 100.
Sekitar pukul 20.00 WIB, Team Tapak Alam sampai ke Taman Eden 100. Melewati tugu, Team Tapak Alam berjalan menanjak di atas aspal hitam. Tak butuh lama, rumah bercat hijau terlihat dari jalanan. Rumah itu milik keluarga Leas Sirait, pemilik sekaligus pengelola Taman Eden 100.
Untuk menikmati pemandangan di taman itu, pengunjung harus mendaftar dahulu. Menurutnya, pengunjung yang menginap dikenakan biaya Rp17 ribu per malam, dan yang tidak menginap dikenakan tarif Rp3 ribu-5 ribu per hari. Tapi jika pandai menawar, harga bisa berkurang.
Setelah mendaftar, Maikhel menyarankan Team Tapak Alam agar berkemah di bukit yang tak jauh dari rumahnya. Selain bisa dipantau, kata dia, persediaan air banyak di areal itu. Ya, memang di tempat ini tak menyediakan tempat penginapan atau resort. Jadi, wisatawan yang ingin menginap dianjurkan membawa peralatan perkemahan, bekal makanan, dan alat masak sebanyak yang dibutuhkan.
Karena dingin mulai menusuk ke tulang, Team Tapak Alam dan beberapa rekan langsung mendirikan tenda. Air minum direbus untuk menghangatkan tubuh, sembari ngemil makanan ringan.
Bagi yang suka petualangan survival, Taman Eden 100 ini juga menyediakan lokasi, seperti gua kelelawar, Taman Tarzan, lokasi hewan buas seperti harimau, beruang, babi hutan dan lainnya.mirip susasana Hutan Amazon.
Bukan itu saja, kenikmatan yang di dapat pun bertambah dengan deretan pohon buah-buahan yang ada di tempat ini, yang bebas dimakan dan yang ingin merasakan air terjun dua tingkat atau tujuh tingkat yang airnya seperti es batu nan segar ini terhampar di tempat ini.
Taman Eden 100 terletak di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara (Sumut). Dari Medan ke Taman Eden 100 jarak 192 kilometer.
Untuk ke Taman Eden 100, wisatawan dari Medan tak perlu kesulitan mencari sarana transportasi. Banyak kendaraan umum yang melewati daerah tersebut. Team Tapak Alam lalu memilih naik Roda dua.
Team Tapak Alam berangkat pukul 05:00 wib. Sepanjang perjalanan menuju ke Taman Eden 100,Dengan Hati2 dan Peralatan Kendaraan yg aman Team Tapak Alam melaju kencang tanpa berhenti sampai di Pasar Bengkel, Serdang Bedagai,P.siantar. Di sana, Team Tapak Alam berhenti sejenak untuk beristirahat. Hanya istirahat 20 menit, Team Tapak Alam kembali bergerak.
Sekitar pukul 19.00 WIB, Team Tapak Alam mulai melihat hamparan kelap-kelip lampu yang menyelimuti pinggiran Danau Toba. Indah. Team Tapak Alam terus bergerak… dan tak terasa, sampailah di daerah Lumban Julu, artinya sudah dekat ke taman Eden 100.
Sekitar pukul 20.00 WIB, Team Tapak Alam sampai ke Taman Eden 100. Melewati tugu, Team Tapak Alam berjalan menanjak di atas aspal hitam. Tak butuh lama, rumah bercat hijau terlihat dari jalanan. Rumah itu milik keluarga Leas Sirait, pemilik sekaligus pengelola Taman Eden 100.
Untuk menikmati pemandangan di taman itu, pengunjung harus mendaftar dahulu. Menurutnya, pengunjung yang menginap dikenakan biaya Rp17 ribu per malam, dan yang tidak menginap dikenakan tarif Rp3 ribu-5 ribu per hari. Tapi jika pandai menawar, harga bisa berkurang.
Setelah mendaftar, Maikhel menyarankan Team Tapak Alam agar berkemah di bukit yang tak jauh dari rumahnya. Selain bisa dipantau, kata dia, persediaan air banyak di areal itu. Ya, memang di tempat ini tak menyediakan tempat penginapan atau resort. Jadi, wisatawan yang ingin menginap dianjurkan membawa peralatan perkemahan, bekal makanan, dan alat masak sebanyak yang dibutuhkan.
Karena dingin mulai menusuk ke tulang, Team Tapak Alam dan beberapa rekan langsung mendirikan tenda. Air minum direbus untuk menghangatkan tubuh, sembari ngemil makanan ringan.
Bagi yang suka petualangan survival, Taman Eden 100 ini juga menyediakan lokasi, seperti gua kelelawar, Taman Tarzan, lokasi hewan buas seperti harimau, beruang, babi hutan dan lainnya.mirip susasana Hutan Amazon.
Bukan itu saja, kenikmatan yang di dapat pun bertambah dengan deretan pohon buah-buahan yang ada di tempat ini, yang bebas dimakan dan yang ingin merasakan air terjun dua tingkat atau tujuh tingkat yang airnya seperti es batu nan segar ini terhampar di tempat ini.
jadi pengen kesana.
BalasHapuspernah liat jg salah satu tv swasta review tempat wisata ini ...